Senin, 01 Juni 2020

Syukur.

Dulu seseorang pernah bercerita kepadaku, padahal ia jauh lebih dewasa pikirku. Umurnya, pengalamannya jauh lebih banyak ia dibanding aku. Ia jauh punya pikiran baik daripada aku. Tapi ia memilihku untuk tempat bercerita, berkeluh kesah, tempat pundak ternyamannya. "Susah mencari teman yang bisa mendengarkan cerita tanpa menghakimi" katanya. Dia percaya aku. Dia terlalu sering memuji, bahwa aku adalah yang paling paham akan dirinya. Dia menangis dalam lelahnya, mengeluarkan segala sakit yang ia rasakan. Yang kulihat dia wanita cantik! Tapi tidak hanya bersumber dari parasnya. Dia wanita kuat! Dia mampu menghapus tangisnya dengan senyuman hanya dengan beberapa detik. Walaupun kutau itu hanya senyuman palsu.
Dia (perempuan) bercerita tentang kisahnya yang sudah usang termakan waktu.
Kisahnya yang sudah mencapai titik puncak mimpi, namun ia harus rela pergi. Ia susah payah membangun istananya bersama seseorang yang ia kasihi, tp akhirnya istana itu hancur. Hancur pada kepingan kecil yang mungkin saja bisa ditata kembali jika allah menghendaki. Padahal hancurnya mereka adalah hal yang dibenci tuhan. Lalu ia bertanya padaku "bagaimana jika itu terjadi padamu?" Aku hanya menjawabnya dengan senyuman "apa yang akan kamu lakukan?" tanyanya lagi. Aku tertawa kecil, dan bertanya balik "apa yang membuatmu pergi?" dia menitikan air mata "aku sudah tak tahan tak kuat" tanganku berada pada punggungnya dan sedikit mengusap ngusap. Dia menatap serius mukaku. Lalu kuberbisik "cinta adalah kuatmu bertahan, paham?" Ia tiba tiba mengangguk dan kembali bersuara "tapi katanya aku terlalu banyak kekurangan, aku tidak mengimbanginya, aku kurang ini kuraang itu aaaaahhh" ku telaah lagi "bukannya kamu sudah pernah bilang bahwa memilih hidup bersamanya, adalah ibadah terlama yang kamu ingin" tanyaku. "Iyaaaa, tapi aku kurang....." "Kurang apa lagi?" "Gatau" jawabnya lirih. "Kalau begitu syukurmu dan syukurnya yang kurang". Lalu aku sedikit membacakan beberapa bacaan yang pernah ku baca.

Mungkin laki-laki itu butuh istri yang cantik dan seksi untuk setia. Tapi faktanya banyak artis kinyis-kinyis rumahtangganya bubar karena hadirnya orang ketiga. Kurang cantik apa coba?
Mungkin laki-laki butuh istri seorang wanita yg cerdas. Yang IQnya di atas rata-rata. Bisa menjadi lawan diskusi yang setara. Bisa dibanggain di depan kolega.
Tapi, faktanya ada seorang dokter menceraikan istrinya yang sama-sama dokter dan otaknya ga diragukan; brilian. Lalu menikahi seorang bidan biasa yang yang merupakan bawahan dari istrinya yang dulu.
Mungkin laki-laki butuh wanita yang bisa cari uang sendiri. Bisa membantu mencukupi kebutuhan ekonomi. Wanita mandiri yang ga manja dan hanya meminta pada suami.
Tapi faktanya, ada suami yang cari 'selingan' dengan alasan istrinya terlalu sibuk dan berkurang waktu untuk keluarga.
Mungkin laki-laki butuh seorang istri yang penurut; telaten melayani sepenuh hati. Dari menyiapkan air hangat di pagi hari, setelan kerja, sarapan, bekal utk dibawa kerja. Lalu pulang, rumah sudah bersih dan rapi, anak2 sdh mandi dan wangi, makanan tersaji, air hangat siap utk mandi. Siap pula jika suami minta dipijiti. Pokoknya dari A-Z dilakukan tanpa mengeluh, tanpa komplain, tanpa menuntut perlakuan yang sebaliknya. Tabu bagi suaminya untuk menyentuh pekerjaan istri.
Ya, mungkin laki-laki butuh diperlakukan seperti *raja*.
Tapi....
Aku melihat sendiri, seorang istri yang memperlakukan suaminya bak raja, ternyata tidak otomatis menjadikan dia ratu dalam singgasana hati suaminya.
Mungkin laki-laki butuh istri ahli ibadah atau hafidzah. Ah, tapi... Nyatanya prahara rumah tangga bisa jadi milik siapa saja.
Lalu, apa yang sebenarnya dibutuhkan laki-laki?
Laki-laki butuh menundukkan pandangan.
Ia faham, bahwa istrinya di rumah memiliki seluruh hal yang dimiliki oleh wanita yang telah memikat hatinya.

_"Jika engkau melihat seorang wanita yang memikat hatimu, maka segeralah datangi istrimu. Sesungguhnya, istrimu memiliki seluruh hal seperti yang dimiliki oleh wanita itu.” (HR. Tirmidzi)_

Laki-laki butuh rasa takut pada Rabb-nya.
Laki-laki butuh kesabaran untuk menerima  kekurangan-kekurangan pasangannya.
Laki-laki butuh punya *ilmu dan akhlak mulia*.
Sehingga, jika ia ingin menambah 'penumpang' dalam biduknya, tak akan ia lakukan dengan cara-cara yang menyakitkan.

Dia menangis padaku sejadi jadi nya. Sehebat hebatnya. Tanpa kusadari akupun begitu. Memeluknya dalam tangis yang terasa menyakitkan. Hingga pada akhirnya pada tangis itu kita paham "Bahwa semua akan terasa kurang, jika syukurmu tidak diperbanyak diperluas maupun diperlebar, selalu ingatlah Allah subhanahu wata'ala tidak tidur. Bersabarlah dengan kesabaran yang baik. Jgn kotori jemari dan lisanmu."

Dan hari ini, ku lihat senyum bahagia nya. Ia kembali pada istana yang ia bangun, ia menata setiap kepingan yang patah. Ia ganti tangis sakitnya kala itu dengan tangis bahagianya.
Kamu cantikkk!! Lebih dari apa yang ada pada luarmu.
Untuk seseorang (wanita) yang ada pada tulisan ini. Teman yang sudah kuanggap bukan hanya sekedar teman. Terimakasih sudah mau selalu berbagi cerita denganku, berbagi tawa berbagi tangis. Jika kamu membaca tulisan ini aku tau pasti kamu akan tertawa dan langsung me kita akan bercengkrama tertawa bersama melihat kebodohan kita kala itu. Kita selalu lupa, tangan kita pasti dituntun tuhan. 

Syukur.

Dulu seseorang pernah bercerita kepadaku, padahal ia jauh lebih dewasa pikirku. Umurnya, pengalamannya jauh lebih banyak ia dibanding aku. I...