PROPOSAL PROGRAM
KREATIVITAS MAHASISWA
PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TYPE STAD BERBASIS SETS PADA MATERI KOLOID TERHADAP
HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN
Diusulkan
oleh:
Ketua
|
Ani
Apriani Agustin
|
NIM.140621001
|
Angkatan
2014
|
Anggota
1
|
Anisa
Nurhuda Utami
|
NIM.140621004
|
Angkatan
2014
|
Anggota
2
|
Siti
Tanti
|
NIM.150621010
|
Angkatan
2015
|
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH CIREBON
2017
DAFTAR ISI
LEMBAR
SAMPUL ...................................................................................... i
LEMBAR
PENGESAHAN............................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iv
BAB 1
PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Prioritas Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 2
1.5 Luaran.................................................................................................. 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 3
2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Type
STAD...................................... 3
2.2 Pendekatan SETS............................................................................... 3
2.3 Hasil Belajar ...................................................................................... 5
BAB 3 METODOLOGI
PENELITIAN............................................................ 6
3.1 Desain Penelitian.................................................................................. 6
3.2 Variabel Penelitian................................................................................ 6
3.3 Prosedur Penelitian............................................................................... 7
3.4 Teknik Pengambilan
Sempel................................................................. 7
3.5 Instrumen Penelitian ............................................................................ 7
3.6 Teknik Analisa Data
............................................................................ 7
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
................................................ 9
4.1 Anggaran Biaya.................................................................................... 9
4.2 Jadwal
Kegiatan................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 10
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran
1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing
Lampiran
2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
Lampiran
3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pemagian Tugas
Lampiran
4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana
DAFTAR TABEL
Tabel
3.1. Metode
Eksperimen....................................................................... 6
Tabel
4.1. Anggaran Biaya
............................................................................. 9
Tabel
4.2. Jadwal
Kegiatan ............................................................................ 9
BAB 1.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam kehidupan suatu bangsa,
pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk menjamin perkembangan dan
kelangsungan hidup. Seperti yang tertuang dalam Pasal 31 ayat (1) dalam naskah
UUD 1945 hasil amandemen yang berbunyi “Setiap warga negara berhak mendapat
pendidikan”, serta ayat (5) yang berbunyi “Pemerintah memajukan
ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan menjunjung tinggi
nilai-nilai agama dan
persatuan bangsa untuk
kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia” (Jaya,
2014: 22).
Untuk menyelesaikan masalah pendidikan di Indonesia
tersebut, maka dimulai tahun 2013 pemerintah menggunakan kurikulum 2013 untuk
memberikan warna baru dalam pembelajaran bagi peserta didik. Untuk menciptakan
pembelajaran bermakna diperlukan sebuah model pembelajaran yang membuat peserta
didik lebih termotivasi untuk belajar terutama dalam mempelajari kimia yang
identik dengan konten keilmuan yang bersifat abstrak. Salah satu model yang
dapat mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran yaitu model
pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student
Teams Achievement Divisions), model ini merupakan pembelajaran kelompok
yang paling sederhana dan paling banyak
diterapkan. Dalam model ini, para
peserta didik dibagi dalam kelompok yang terdiri atas empat orang yang
berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin dan latar belakang etniknya.
Untuk
menyempurnakan model pembelajaran tipe STAD diperlukan sebuah pendekatan
pembelajaran yang mendukung model tersebut. Salah satu
pendekatan yang tepat digunakan dalam model pembelajaran ini adalah pendekatan
yang melibatkan sains dan teknologi serta dampaknya pada lingkungan dan
masyarakat yang dikenal dengan pendekatan SETS. Pendekatan SETS (Science,
Environtment, Technology and Society) atau dalam istilah Indonesianya
SaLingTeMas singkatan dari Sains, Lingkungan, Teknologi dan Masyarakat. Dari
akronim SETS dapat diketahui bahwa pendidikan bervisi SETS akan mencakup topik dan
konsep yang berhubungan dengan sains, lingkungan, teknologi dan hal-hal yang
berkenaan dengan masyarakat. Dengan penggunaan model tipe STAD berbasis
SETS pada pembelajaran kimia diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik.
Berdasarkan paparan yang telah jelaskan, maka
peneliti mengajukan penelitian yang berjudul: “Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD Berbasis SETS Pada Materi Koloid Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik”
1.2
Prioritas Masalah
Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara
hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
berbasis SETS pada materi koloid di kelas XI MIPA MAN 2 CIREBON semester genap
tahun pelajaran 2017/2018?
1.3
Tujuan Penelitian
Mengetahui
pengaruh yang signifikan antara prestasi belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis
SETS pada materi koloid di kelas XI MIPA MAN 2 CIREBON semester genap tahun
pelajaran 2017/2018 sehingga bahan masukan dalam memilih model
pembelajaran maupun metode pembelajaran yang paling tepat, agar proses belajar
mengajar menjadi lebih efektif dan mencapai kualitas prestasi belajar yang baik,
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat
penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dalam memilih model pembelajaran
maupun metode pembelajaran yang paling tepat, agar proses belajar mengajar
menjadi lebih efektif dan mencapai kualitas prestasi belajar yang baik serta
memberikan alternatif kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran yang lain
sebagai supaya meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa
1.5
Luaran
Hasil dari Penelitian ini akan di publikasikan di Jurnal
Pendidikan Kimia, bahan pustaka Universitas Muhammadiyah Cirebon, seminar
pendidikan Kimia, buku panduan model pembelajaran kooperatif yang inovatif yang
sesuai dengan kondisi wilayah Cirebon khususnya untuk tingkat Madrasah Aliyah.
BAB 2.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep
bahwa peserta didik akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit
jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Peserta didik secara rutin
bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah kompleks.
Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam
pembelajaran kooperatif.
Menurut
Rusman (2010: 215) pembelajaran kooperatif (Cooperative
Learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara peserta didik belajar
dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kooperatif yang anggotanya
terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.
Di dalam
kelas kooperatif peserta didik belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil
yang terdiri dari 4-6 orang peserta didik sederajat tetapi heterogen,
kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membantu. Tujuan
dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua
peserta didik untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan
kegiatan belajar. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah
mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru, dan saling membantu teman
sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar.
Adapun langkah-langkah model
pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Rusman (2010:229) adalah sebagai
berikut:
a. Penyampaian Tujuan dan
Motivasi
b. Pembagian Kelompok
c. Presentasi dari Guru
d. Kegiatan Belajar dalam
Tim (Kerja Tim)
e. Kuis (Evaluasi
Pembelajaran)
f. Penghargaan Prestasi Tim
g. Kesimpulan
2.2. Pendekatan SETS
SETS (Science, Environment,
Technology, Society),
bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia memiliki kepanjangan Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat. SETS
diturunkan dengan landasan filofofis yang mencerminkan kesatuan unsur SETS
dengan mengingat urutan unsur-unsur SETS dalam susunan akronim tersebut. Dalam
konteks pendidikan SETS, urutan ringkasan SETS membawa pesan bahwa untuk
menggunakan sains ke bentuk teknologi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat
dipikirkan berbagai implikasi pada lingkungan secara fisik maupun mental.
Menurut Poedjiadi (2010;84)
pendekatan SETS dalam pandangan ilmu-ilmu sosial dan humaniora, pada dasarnya
memberikan pemahaman tentang kaitan antara sains teknologi dan masyarakat
melatih kepekaan penilaian peserta didik terhadap akibat perkembangan sains dan
teknologi. Menurut Binadja (2002:52) Pendidikan SETS ditujukan
untuk membantu peserta didik mengetahui sains, perkembangannya dan
bagaimana perkembangan sains dapat mempengaruhi
lingkungan, teknologi dan masyarakat secara timbal balik. Program ini
sekurang-kurangnya dapat membuka wawasan peserta didik hakikat pendidikan
sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat (SETS) secara utuh.
Pendidikan
SETS mencakup topik dan konsep yang berhubungan dengan sains, lingkungan,
teknologi dan hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat. SETS
membahas tentang hal-hal bersifat nyata, yang dapat dipahami, dapat
dibahas dan dapat dilihat. Membicarakan unsur-unsur SETS secara terpisah berarti perhatian
khusus sedang diberikan pada unsur SETS tersebut. Dari
unsur ini selanjutnya dicoba untuk menghubungkan keberadaan konsep sains dalam
semua unsur SETS agar bisa didapatkan gambaran umum dari peran konsep tersebut
dalam unsur-unsur SETS yang lainnya.
Penerapan SETS dalam
pembelajaran untuk tingkat sekolah disesuaikan dengan jenjang pendidikan
peserta didik. Sebuah program untuk memenuhi kepentingan peserta didik harus
dibuat dengan menyesuaikan tingkat pendidikan peserta didik tersebut.
Topik-topik yang menyangkut isi SETS di luar materi pengajaran dipersiapkan
oleh guru sesuai dengan jenjang pendidikan peserta didik. Dalam pendidikan SETS,
pendekatan yang paling sesuai adalah pendekatan SETS itu sendiri. Sejumlah ciri
atau karakteristik dari pendekatan SETS dikemukakan oleh Binadja (2002:54) sebagai berikut:
a. Tetap memberi pengajaran
sains.
b. Peserta didik dibawa ke
situasi untuk memanfaatkan konsep sains ke bentuk teknologi untuk kepentingan masyarakat.
c. Peserta didik diminta
untuk berpikir tentang berbagai kemungkinan akibat yang terjadi dalam proses
pentransferan sains ke bentuk teknologi.
d. Peserta didik diminta
untuk menjelaskan keterhubungkaitan antara unsur sains yang diperbincangkan
dengan unsur-unsur lain dalam SETS yang mempengaruhi keterkaitan antara unsur
tersebut bila diubah dalam bentuk teknologi berkenaan.
e. Dalam konteks
kontruktivisme peserta didik dapat diajak berbincang tentang SETS dari berbagai
macam titik awal tergantung pengetahuan dasar yang dimiliki oleh peserta didik
bersangkutan.
2.3. Hasil Belajar
Menurut Purwanto (2013: 38) belajar merupakan
proses dari individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan
perubahan dalam perilakunya. Pada dasarnya belajar adalah interaksi antara
manusia dengan sesamanya dan alam semesta yang dapat mengubah perilakunya
menjadi kearah yang lebih baik.
Sedangkan Menurut Roger (1998) dalam Nata
(2011:101) belajar adalah sebuah proses internal yang menggerakkan peserta
didik agar menggunakan seluruh potensi kognitif, afektif dan psikomotoriknya
agar memiliki berbagai kapabilitas intelektual, moral dan keterampilan lainnya.
Dari berbagai pengertian belajar diatas dapat
disimpulkan belajar adalah suatu kegiatan yang melibatkan interaksi sebagai
modal utama dalam proses pembelajaran yang dapat merubah tingkah laku atau
pemikiran peserta didik terhadap ilmu yang dipelajarinya, serta dapat
mengaplikasikannya pada kehidupan kesehariannya yang bisa bermanfaat bagi diri
sendiri, orang lain dan ligkungan sekitar.
Hasil belajar menurut teori Gagne (1984)
dalam Purwanto (2013:42) hasil belajar adalah terbentuknya konsep, yaitu
kategori yang kita berikan pada stiumulus yang ada dilingkungan, yang
menyediakan skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-stimulus baru
dan menentukan hubungan didalam dan dikategori-kategori. Skema itu akan
beradaptasi dan berubah selama perkembangan kognitif seseorang (Purwanto
2013:42). Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi belajar dan mengajar
pada suatu rumpun ilmu tertentu yang dapat mengubah pola pikir peserta didik
yang dijabarkan dalam angka-angka atau skor.
Hasil belajar adalah perubahan yang
mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan
itu mengacu pada taksonomi tujuan pembelajaran yang dikembangkan oleh Bloom,
Simpson dan Harrow mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik (Winkel,
2004:51). Hasil belajar seringkali diukur dengan angka atau skor yang pada
dasarnya hanyalah sebuah nilai pada kenyataannya hasil belajar diukur
berdasarkan kemampuan peserta didik dalam memahami, mengaplikasikan, menerapkan
ilmu yang telah dipelajarinya didalam kehidupan.
Berdasarkan pengertian menurut para ahli
tentang hasil belajar diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan
hasil yang dicapai peserta didik secara keseluruhan setelah dilakukan proses
pembelajaran yang berupa angka-angka atau skor. Nilai ini digunakan sebagai
acuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran yang diberikan
selama proses pembelajan.
BAB 3.
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Penelitian
ini adalah penelitian yang bersifat eksperimental dengan tujuan untuk
mengetahui model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis pendekatan SETS terhadap hasil belajar
peserta didik. Rancangan yang digunakan adalah “Pretest-Posttest Control
Group Design”. Rancangan ini menggunakan 2 kelompok obyek, yaitu 1 kelompok sebagai kelas eksperimen, dan 1 kelompok sebagai kelas
kontrol.
Tabel
3.1 Metode Eksperimen
Kelompok
|
Tes
awal
|
Perlakuan
|
Tes akhir
|
A [Kel.eksperiment]
|
O1
|
X
|
O2
|
B [Kel.kontrol]
|
O3
|
-
|
O4
|
Keterangan:
O1 dan O3 = Tes
awal (pre test)
O2 dan O4 = Tes
akhir (post test)
X = Pembelajaran menggunakan model kooperatif
tipe STAD berbasis SETS
Dalam Desain ini kedua kelompok
diberi test awal (pretest) dengan tes
yang sama, kemudian kelompok A sebagai kelompok eksperimen diberi perlakuan
khusus, sedang kelompok B diberi perlakuan seperti biasanya. Setelah beberapa
saat kedua kelompok dites dengan tes yang sama sebagai tes akhir (postest) (Syaodih, 2015:204). Setelah
kedua kelas tersebut diberikan tes akhir yang sama kemudian hasilnya
diperbandingkan atau diuji perbedaannya, demikian juga antara hasil tes awal
dan tes akhir pada masing-masing kelompok. Perbedaan yang berarti atau
signifikan antara kedua hasil tes akhir, dan antara tes awal dan tes akhir pada
kelompok eksperimen menunjukkan pengaruh dari perlakuan yang diberikan.
3.2. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel terikat yaitu hasil belajar
peserta didik pada pokok bahasan Koloid yang terlihat dari selisih nilai posttest-pretest.
b. Variabel bebas yaitu model pembelajaran
yang digunakan saat penelitian ini berlangsung adalah model pembelajaran
kooperatif tipe STAD
berbasis SETS untuk kelas eksperimen
dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD non-SETS untuk kelas kontrol.
3.3. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan penelitian ini adalah:
1. Mengkaji penelitian-penelitian sebelumnya, baik dari jurnal maupun
skripsi mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
pendekatan SETS.
2. Membuat instrumen penelitian meliputi kisi-kisi soal uji coba, kriteria
penilaian soal uji coba, dan pembuatan RPP.
3. Membuat instrumen berupa angket dan kuesioner.
4. Melaksanakan uji coba instrumen penelitian di kelas XI MIPA yang
telah mendapatkan materi koloid, kemudian menganalisis dan menerapkan instrumen
penelitian.
5. Mengambil data awal kelas XI MIPA untuk menentukan sampel
penelitian dengan teknik purposive
sampling.
6. Memberikan pretest untuk
kelas kontrol dan eksperimen.
7. Melaksanakan pembelajaran pada sampel penelitian.
8. Memberikan posttest pada
kelas kontrol dan eksperimen .
9. Mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian.
10. Mengolah data yang telah dikumpulkan dengan metode yang telah
ditentukan.
11. Menarik kesimpulan dan menyusun serta melaporkan hasil penelitian.
3.4. Teknik Pengambilan Sempel
Teknik
pengambilan sempel yang digunakan adalah teknikPurposive Sempling atau Sampel Bertujuan. Teknik ini dilakukan
dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah
tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.
3.5. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah instrument test dan nontest.
a. Instrument Test: instrumen
test yang digunakan berupa soal-soal bentuk obyektif.
b. Instrument Non-test: instrumen
penelitian afektif berupa angket. Jenis angket yang digunakan adalah angket
langsung dan sekaligus menyediakan alternatif jawaban.
3.6. Teknik Analisis Data
3.6.1 Uji Coba Instrumen Penelitian
3.6.1.1 Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan
tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. (Arikunto 2012:80).
3.6.1.2
Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketepatan suatu tes apabila
diteskan kepada subjek yang sama (Arikunto, 2012: 104).
3.6.1.3
Daya pembeda
Menurut Arikunto (2012:226) daya pembeda soal adalah
kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang pandai
(berkemampuan tinggi) dengan peserta didik yang bodoh (berkemampuan rendah).
3.6.1.4
Tingkat Kesukaran
Menurut Arikunto (2012: 222) soal yang baik adalah
soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.
3.6.2
Uji Prasyarat
3.6.2.1
Uji Normalitas
Uji normalitas data adalah bentuk pengujian tentang
distribusi data (Sugiyono, 2015:78). Dalam penelitian ini digunakan uji Shapiro Wilk dengan program SPSS (Software Statiticial Package For Social
Science) 17.0 for Windows.
Langkah-langkah komputerisasi uji Shapiro
Wilk pada program SPSS 17.0 for
Windows adalah input data → klik
Analyze → Descriptive Statistics → Explore → kelas eksperimen dan kelas kontrol
dimasukkan ke Dependent List → klik Plots → pilih Normality Plots with Test →
klik Continue → Ok → Output.
3.6.2.2
Uji Homogenitas
Uji homogenitas adalah pengujian mengenai sama
tidaknya variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih (Sugiyono, 2015:89). Adapun langkah-langkah
dalam uji homogenitas Levene Statistics
menggunakan program SPSS 17.0 for Windows
adalah input data → Analyze → Compare
Means → One Way Anova → masukkan variable nilai ke kotak Dependent List,
masukkan variable kelas ke kotak factor → klik Options → pilih Homogenity of
Variance Test → klik Continue → Ok → Output.
3.6.2.3
Uji Regresi Sederhana
Uji regresi digunakan untuk memprediksikan seberapa
jauh perubahan nilai variabel dependen, bila nilai variabel independen
dimanipulasi, dirubah-rubah atau dinaik-turunkan (Sugiyono, 2015:260).
Persamaan umum regresi linier sederhana adalah:
Y = a + bX
BAB 4.
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran
Biaya
Tabel 4.1.
Ringkasan Anggaran Biaya
No
|
Jenis
Pengeluaran
|
Biaya
(Rp)
|
1
|
Peralatan Penunjang
|
5.610.000
|
2
|
Bahan Habis Pakai
|
2.214.000
|
3
|
Perjalanan
|
2.478.750
|
4
|
Lain-lain: Administrasi, publikasi, seminar, laporan
|
1.767.000
|
Jumlah
|
12.069.750
|
4.2 Kegiatan
Tabel 4.2. Jadwal Kegiatan
Kegiatan
|
Bulan
|
Bulan ke-1
|
Bulan ke-2
|
Bulan ke-3
|
Bulan ke-4
|
Bulan ke-5
|
Persiapan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Observasi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Proposal
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Uji Coba Instrumen
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pretest
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Treatment
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Posttest
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Analisis Data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Penyusunan Laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Binadja, A.
2002. Program Studi Pendidikan IPA
(Bervisi SETS) Pemikiran dalam SETS (Science, Environment, Technology,
Society). Semarang: PPS Unnes Press
BSNP.
2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22, 23,dan 24 Tahun 2006;
No. 19 dan 20 Tahun 2007. Jakarta:
Badan Standar Nasional Pendidikan.
Jaya,
Sandro. 2014. UUD ’45 Amandemen I, II,
III, IV Undang-Undang Dasar Republik Indonesia yang Sudah Diamandemen Serta Penjelasannya dan Butir-Butir Nilai
Pancasila. Jakarta: Pustaka Sandro Jaya
Muhibbin,
Syah. 2002. Psikologi Belajar.
Jakarta: PT. Grafindo Persada.
Nata,
Abudin. 2011. Perspektif Islam Tentang
Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Poedjiadi,
Anna. 2010. Sains Teknologi Masyarakat.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Purwanto.
2013. Evaluasi Hasil Belajar.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Rusman.
2010. Model-Model Pembelajaran.
Bandung: Mulia Mandiri Press.
Supriyono.
2008. Penilaian Proses Hasil Belajar
Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Syaodih,
Nana. 2015. Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: PT. Remaja Rosadakarya Offset
Winkel,
W. S. 2004. Psikologi Pendidikan dan
Hasil Belajar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.