Oleh : Anisa Nurhuda Utami
Pendidikan Kimia 140621004
Pengertian Kinetika Enzim
Kinetika enzim adalah studi reaksi kimia
yang dikatalisis oleh enzim. Pada kinetika enzim, laju reaksi diukur dan
dampak dari berbagai kondisi reaksi. Mempelajari kinetika enzim dalam hal ini
dapat mengungkapkan mekanisme katalitik enzim, perannya dalam metabolisme,
bagaimana aktivitasnya dikendalikan, dan bagaimana suatu obat atau agonis dapat
menghambat sebuah enzim.
Kinetika enzim
merupakan bidang biokimia yang terkait dengan pengukuran kuantitatif dari
kecepatan reaksi yang dikatalisis enzim dan pemeriksaan sistematik
faktor-faktor yangg mempengaruhi kecepatan tersebut. Analisis kinetik
memungkinkan para ahli merekonstruksi jumlah dan urutan tahap-tahap individual
yang merupakan perubahan substrat oleh enzim menjadi produk.
Aktivitas seperangkat enzim yg
seimbang dan lengkap merupakan dasar penting untuk mempertahankan homeostasis.
Pemahaman tentang kinetik enzim penting untuk memahami bagaimana stress
fisiologis seperti anoksia, asidosis atau alkalosis metabolik, toksin dan
senyawa farmakologik mempengaruhi keseimbangan tersebut.
Reaksi Kimia Dijelaskan
dengan Persamaan Kesetimbangan
Persamaan kesetimbangan di bawah
menjelaskan reaksi satu molekul dari masing-masing substrat A dan B untuk
membentuk satu molekul dari masing-masing produk P dan Q.
(i). A + B «
P + Q
Tanda
panah ganda menunjukkan reversible
(terbalikan). Jika A dan B dapat membentuk P dan, maka P dan Q juga dapat
membentuk A dan B. Dengan demikian penentuan suatu reaktan sebagai “substrat”
atau “produk” sedikit banyak bersifat arbitrer
karena produk suatu reaksi yang dituliskan dalam satu arah adalah substrat bagi
reaksi yang berlawanan. Namun, istilah “produk” sering digunakan untuk menandai
reaktan yang pembentukannya menguntungkan secara termodinamis.
(ii). A + B ®
P + Q
Tanda
panah satu arah menunjukkan irreversible
(tidak terbalikan). Digunakan untuk menjelaskan reaksi di dalam sel hidup
tempat produk reaksi (ii) segera dikonsumsi oleh reaksi selanjutnya yang
dikatalisis oleh enzim. Oleh karena itu, pengeluaran segera produk P atau Q
secara efektif meniadakan kemungkinan terjadinya reaksi kebalikan sehingga
persamaan (ii) secara fungsional menjadi irreversibel pada kondisi fisiologis.
Contohnya adalah ketika kita bernapas.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Kinetika Enzim
1)
Suhu
Oleh
karena reaksi kimia dapat dipengaruhi oleh suhu, maka reaksi yang menggunakan
katalis enzim juga
dapat dipengaruhi oleh suhu. Pada suhu rendah reaksi kimia berlangsung lambat,
sedangkan pada suhu yang lebih tinggi reaksi berlangsung lebih cepat. Disamping
itu, karena enzim itu adalah suatu protein, maka kenaikan suhu dapat
menyebabkan terjadinya proses denaturasi. Apabila terjadi proses denaturasi,
maka bagian aktif enzim akan terganggu dan dengan demikian konsentrasi efektif enzim menjadi berkurang dan
kecepatan reaksinya pun akan menurun. Kenaikan suhu sebelum terjadinya proses
denaturasi dapat menaikkan kecepatan reaksi. Peningkatan suhu meningkatkan reaksi enzim yang
terkatalisis dan yang tidak terkatalisis dengan cara meningkatkan energi
kinetic dan frekuensi tubrukan dari besarnya molekul. Bagaimanapun energy panas
dapat meningkatkan energy kinetic dari enzim ke titik yang mana kelebihan
energy pelindung untuk dapat mengganggu interaksi non-kovalen yang berfungsi
mengatur struktur tiga dimensi dari enzim. Cincin polipeptida kemudian mulai
terbuka atau terdenaturasi, yang disertai dengan pengurangan kecepatan dari
aktivitas katalisis. Pada temperatur tertentu sebuah enzim berada dalam keadaan
stabil, konformasi. Enzim
pada umumnya stabil pada temperatur 45-55°C. Sebaliknya, enzim pada
mikroorganisme termofilik yang berada pada sumber mata air panas gunung berapi,
atau pada lubang hidrotermal bawah laut dapat stabil pada suhu kurang lebih
100°C.
Enzim
tersusun oleh protein, sehingga sangat peka terhadap suhu. Peningkatan suhu
menyebabkan energi kinetik pada molekul substrat dan enzim meningkat, sehingga
kecepatan reaksi juga meningkat. Namun suhu yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan rusaknya enzim yang disebut denaturasi, sedangkan suhu yang terlalu
rendah dapat menghambat kerja enzim. Pada umumnya enzim akan bekerja baik pada
suhu optimum, yaitu antara 30° – 40°C.
2) PH
Perubahan
pH dapat mempengaruhi perubahan asam amino kunci pada sisi aktif enzim,
sehingga menghalangi sisi aktif bergabung dengan substratnya. Setiap enzim
dapat bekerja baik pada pH optimum, masing-masing enzim memiliki pH optimum
yang berbeda. Sebagai contoh : enzim amilase bekerja baik pada
pH 7,5 (agak basa), sedangkan pepsin bekerja baik pada pH 2 (asam kuat/sangat
asam). (e-dukasi.2010)
Seperti
protein pada umumnya, struktur ion enzim tergantung pada pH lingkungannya.
Enzim dapat berbentuk ion positif, ion negatif, atau ion bermuatan ganda.
Dengan demikian perubahan pH lingkungan akan berpengaruh terhadap efektivitas
bagian aktif enzim dalam membentuk kompleks enzim substrat. Disamping pengaruh
terhadap struktur ion pada enzim, pH rendah, atau pH tinggi dapat pula
menyebabkan terjadinya proses denaturasi dan ini akan mengakibatkan menurunnya
aktifitas enzim. Terdapat suatu nilai pH tertentu atau daerah pH yang dapat
menyebabkan kecepatan reaksi paling tinggi. pH tersebut dinamakan pH optimum.
3) Persamaan Michaelis-Menten dan Hill (Model Pengaruh
Kadar Substrat)
Peningkatan
konsentransi substrat dapat meningkatkan kecepatan reaksi bila jumlah enzim
tetap. Namun pada saat sisi aktif semua enzim berikatan dengan substrat,
penambahan substrat tidak dapat meningkatkan kecepatan reaksi enzim
selanjutnya. Enzim mempunyai spesifitas yang tinggi. Apabila substrat
cocok dengan enzim naka kinerja enzim juga akan optimal
Untuk suatu enzim
tipikal, peningkatan konsentrasi substrat akan meningkatkan v1 hingga
tercapai nilai maksimal Vmax (Gambar 8-3). Jika peningkatan
lebih lanjut konsentrasi substrat tidak meningkatkan v1, enzim
dikatakan “jenuh” oleh substrat. Perhatikan bahwa bentuk kurva yang
menghubungkan aktivitas dengan konsentrasi substrat (Gambar 8-3) tampak hiperbolik.
Pada setiap saat, hanya molekul substrat yang berkaitan dengan enzim dalam
bentuk kompleks
v1 = Vmax[S] / Km +
S
Keterangan:
v1 = kecepatan reaksi.
v1 = kecepatan reaksi.
Vmax = kecepatan
maksimum.
S = substrat
Km = kadar
substrat yang memberikan kecepatan reaksi separuh kecepatan reaksi maksimal
pada kadar enzim tertentu.
4)
Konsentrasi enzim
Kecepatan reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi enzim,
makin besar konsentrasi enzim makin tinggi pula kecepatan reaksi, dengan kata lain
konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi.
5) Aktifator
dan inhibitor
Aktivator merupakan
molekul yang mempermudah ikatan antara enzim dengan substratnya, misalnya ion
klorida yang bekerja pada enzim amilase. Inhibitor merupakan suatu molekul
yang menghambat ikatan enzim dengan substratnya. Inhibitor akan berikatan
dengan enzim membentuk kompleks enzim Inhibitor. Ada 2 jenis inhibitor, yaitu :
a.
Inhibitor
kompetitif
Molekul penghambat yang strukturnya mirip substrat,
sehingga molekul tersebut berkompetisi dengan substrat untuk bergabung pada
sisi aktif enzim. Contoh : sianida bersaing dengan oksigen untuk mendapatkan
Hemoglobin pada rantai akhir respirasi. Inhibitor kompetititf dapat diatasi
dengan penambahan konsentrasi substrat.
Menghambat kerja enzim dengan menempati sisi aktif
enzim. Inhibitor ini besaing dengan substrat untuk berikatan dengan sisi aktif
enzim. Pengambatan bersifat reversibel (dapat kembali seperti semula) dan dapat
dihilangkan dengan menambah konsentrasi substrat.
Inhibitor
kompetitif misalnya malonat dan oksalosuksinat, yang bersaing dengan substrat
untuk berikatan dengan enzim suksinat dehidrogenase, yaitu enzim yang bekerja
pada substrat oseli suksinat.
v Inhibitor kompetitif dapat diatasi dengan meningkatkan
konsentrasi substrat
v Struktur inhibitor kompetitif klasik cenderung mirip
dengan struktur substrat.
v Inhibitor kompetitif bekerja dengan menurunkan jumlah
molekul enzim bebas yang tersedia untuk mengikat substrat, yi, untuk membentuk
ES dan akhirnya menghasilkan produk.
b.
Inhibitor
nonkompetitif
Molekul penghambat yang bekerja dengan cara melekatkan
diri pada bagian bukan sisi aktif enzim. Inhibitor ini menyebabkan sisi aktif
berubah sehingga tidak dapat berikatan dengan substrat. Inhibitor nonkompetitif
tidak dapat dipengaruhi oleh konsentrasi substrat. Inhibitor ini biasanya berupa senyawa kimia yang tidak
mirip dengan substrat dan berikatan pada sisi selain sisi aktif enzim. Ikatan
ini menyebabkan perubahan bentuk enzim sehingga sisi aktif enzim tidak sesuai lagi
dengan substratnya. Contohnya antibiotik penisilin menghambat kerja enzim
penyusun dinding sel bakteri. Inhibitor ini bersifat reversible tetapi
tidak dapat dihilangkan dengan menambahkan konsentrasi substrat.
v Pengikatan inhibitor tidak mempengaruhi pengikatan
substrat
v Inhibitor nonkompetetif sederhana menurunkan Vmax,
tetapi tidak mempengaruhi Km.
v Inhibitor
nonkompetitif yang lebih kompleks terjadi jika pengikatan inhibitor memang
mempengaruhi afinitas (yang tampak) enzim terhadap substrat.
Kegunaan inhibitor
Oleh karena inhibitor menghambat fungsi enzim,
inhibitor sering digunakan sebagai obat. Contohnya adalah inhibitor yang
digunakan sebagai obat aspirin. Aspirin menginhibisi enzim COX-1 dan COX-2 yang memproduksi pembawa pesan peradangan prostaglandin,
sehingga ia dapat menekan peradangan dan rasa sakit. Namun, banyak pula
inhibitor enzim lainnya yang beracun. Sebagai contohnya, sianida yang merupakan inhibitor enzim ireversibel, akan
bergabung dengan tembaga dan besi pada tapak aktif enzim sitokrom c
oksidase dan
memblok pernapasan
sel
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2011. “enzim”.http://www.scribd.com/doc/73819805/enzim. Diakses pada
tanggal 5 Februari 2017
Anonim.
2011. “parameter-michaelis-menten”.
http://artikelteknikkimia.blogspot.com/2011/12/parameter-michaelis-menten.html. diakses pada tanggal 6 Februari
2017
Poedjiadi, A., F.M. T. Supriyanti. 2006. Dasar-Dasar
Biokimia. UI-Press. Jakarta.
Stryer, L. 2000. Biokimia. Vol 2. Edisi 4.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Winarno,
F,G. 1989. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia. Jakarta.
Tama,Northma.
2011. “kinetika enzim”.
http://northma-tama.blogspot.com/2011/07/kinetika-enzim.html.
diakses pada tanggal 6 Februari 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar