Aku mencintaimu tanpa alasan. Dan kalaupun ada alasan, aku tak mau tahu alasannya serupa apa. Cukup mencintai. Titik.
Mungkin
mencintai memang seperti itu. Mengalir dan apa adanya, tanpa alasan yang
harus begini dan begitu. Cinta itu sederhana, setidaknya menurut
pemikiranku.
Ada sebab ada akibat.
Ada aksi ada reaksi.
Mencintai
karena ada alasannya, ya? Bagiku, nggak perlu banyak alasan untuk
mencintaimu. Bahkan jika ditanya, kenapa aku bisa jatuh hati padamu, aku
nggak bisa jawab terlalu banyak hal-hal yang sepertinya cepat berlalu
dan aku nggak sempat lagi memikirkan alasannya. Aku mencintaimu, itu
saja. Sederhana. Dan bila membahas aksi reaksi atau sebab akibat,
cintaku levelnya sebuah rasa, bukan zat kimia atau pelajaran bahasa
Indonesia.
Mungkin
mencintai seseorang itu ada alasannya. Mungkin karena baiknya, karena
senyumnya, karena kegemarannya, karena rambutnya, karena jari lentiknya
atau apapunlah. Kalau kamu tanya aku kenapa aku menyukaimu, karena kamu
telah menggelitik hidupku. Kamu mengajarkanku bagaimana menyayangi orang
lain. Kamu mengajarkanku menyanyangimu. Akhirnya aku jatuh hati padamu.
Aku cinta
pada kebaikan hati dan senyummu. Iya, itu benar. Semua orang yang sedang
jatuh cinta pasti juga suka senyuman pasangannya. Tapi bagaimana jika
suatu hari alasan itu tidak aku dapatkan lagi? Misalnya, jika aku
mencintai kamu karena kamu gantengKamu akan menua, begitu pun aku.
Suatu hari kecantikanmu yang aku cintai itu akan hilang. Lalu apa cinta
itu akan ikut hilang?
Aku
sendiri pun tidak berharap suatu saat kamu mencintai karena fiksikku.
Fisik dan apapun yang kelihatan dari luar tidak pernah abadi. Tapi
ketika kita mencintai dengan hati, kita akan mencintai selamanya.
Semoga.
Kelak saat
kamu tak lagi memberikan pesan singkat ucapan selamat malam atau
selamat pagi, aku tak lagi sempat mendengar keluh kesahmu. Aku tetap
mencintaimu. Hal
sederhana itulah yang tidak bisa aku sebut sebagai alasan. Kalau aku
mematok dan mencari-cari alasan mengapa aku mencintaimu, mungkin hari
demi hari alasan itu akan berbalik menyerangku. Maksudnya, jika aku
mencintai karena kamu baik. Iya, kamu baik. Tapi ada kalanya kamu
berubah nyebelin. Jika aku terus memikirkan alasan, mungkin cinta itu
akan berkurang 1 poin, saat kamu nyebelin tadi.
Iya, kamu ganteng. Tapi kamu juga manusia biasa. Yang punya kebiasaan buruk, sama
seperti aku. Alasan yang bagus-bagus dan memikat hati akan membuat kita
menciut ketika tidak mendapati hal itu lagi.
Aku
mencintaimu tanpa alasan, bukan karena tidak ada. Tapi karena aku tidak
tahu lagi alasannya. Yang aku tahu, aku mencintaimu setiap hari. Kamu
ada kalanya nyebelin. Tapi toh besoknya aku tetap cinta kamu apa adanya.
Aku tetap ingin mencintaimu. Mencintaimu dengan sederhana, mengalir apa
adanya.
Semua yang
terjadi di dunia ini selalu saja ada alasannya. Tak terjadi begitu
saja. Aku meyakini hal itu. Tapi rasa tidak butuh alasan ia bukan
fisika atau kimia yang punya rumus. Tidak ada satu pun teori yang bisa
mematok hati seseorang dengan tepat.
Tahu alasan kenapa aku mencintaimu?
Aku tak tahu dan tak mau tahu.
Karena cinta menurutku tak butuh alasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar