Rabu, 22 Oktober 2014

Mencintaimu tanpa alasan


Aku mencintaimu tanpa alasan. Dan kalaupun ada alasan, aku tak mau tahu alasannya serupa apa. Cukup mencintai. Titik.

Mungkin mencintai memang seperti itu. Mengalir dan apa adanya, tanpa alasan yang harus begini dan begitu.  Cinta itu sederhana, setidaknya menurut pemikiranku.

Ada sebab ada akibat.

Ada aksi ada reaksi.

Mencintai karena ada alasannya, ya? Bagiku, nggak perlu banyak alasan untuk mencintaimu. Bahkan jika ditanya, kenapa aku bisa jatuh hati padamu, aku nggak bisa jawab terlalu banyak hal-hal yang sepertinya cepat berlalu dan aku nggak sempat lagi memikirkan alasannya. Aku mencintaimu, itu saja. Sederhana. Dan bila membahas aksi reaksi atau sebab akibat, cintaku levelnya sebuah rasa, bukan zat kimia atau pelajaran bahasa Indonesia.

Mungkin mencintai seseorang itu ada alasannya. Mungkin karena baiknya, karena senyumnya, karena kegemarannya, karena rambutnya, karena jari lentiknya atau apapunlah. Kalau kamu tanya aku kenapa aku menyukaimu, karena kamu telah menggelitik hidupku. Kamu mengajarkanku bagaimana menyayangi orang lain. Kamu mengajarkanku menyanyangimu. Akhirnya aku jatuh hati padamu.

Aku cinta pada kebaikan hati dan senyummu. Iya, itu benar. Semua orang yang sedang jatuh cinta pasti juga suka senyuman pasangannya. Tapi bagaimana jika suatu hari alasan itu tidak aku dapatkan lagi? Misalnya, jika aku mencintai kamu karena kamu gantengKamu akan menua, begitu pun aku. Suatu hari kecantikanmu yang aku cintai itu akan hilang. Lalu apa cinta itu akan ikut hilang?

Aku sendiri pun tidak berharap suatu saat kamu mencintai karena fiksikku. Fisik dan apapun yang kelihatan dari luar tidak pernah abadi. Tapi ketika kita mencintai dengan hati, kita akan mencintai selamanya. Semoga.

Kelak saat kamu tak lagi memberikan pesan singkat ucapan selamat malam atau selamat pagi, aku tak lagi sempat mendengar keluh kesahmu. Aku tetap mencintaimu. Hal sederhana itulah yang tidak bisa aku sebut sebagai alasan. Kalau aku mematok dan mencari-cari alasan mengapa aku mencintaimu, mungkin hari demi hari alasan itu akan berbalik menyerangku. Maksudnya, jika aku mencintai karena kamu baik. Iya, kamu baik. Tapi ada kalanya kamu berubah nyebelin. Jika aku terus memikirkan alasan, mungkin cinta itu akan berkurang 1 poin, saat kamu nyebelin tadi.

Iya, kamu ganteng. Tapi kamu juga manusia biasa. Yang punya kebiasaan buruk, sama seperti aku. Alasan yang bagus-bagus dan memikat hati akan membuat kita menciut ketika tidak mendapati hal itu lagi.

Aku mencintaimu tanpa alasan, bukan karena tidak ada. Tapi karena aku tidak tahu lagi alasannya. Yang aku tahu, aku mencintaimu setiap hari. Kamu ada kalanya nyebelin. Tapi toh besoknya aku tetap cinta kamu apa adanya. Aku tetap ingin mencintaimu. Mencintaimu dengan sederhana, mengalir apa adanya.

Semua yang terjadi di dunia ini selalu saja ada alasannya. Tak terjadi begitu saja. Aku meyakini hal itu. Tapi rasa tidak butuh alasan  ia bukan fisika atau kimia yang punya rumus. Tidak ada satu pun teori yang bisa mematok hati seseorang dengan tepat.

Tahu alasan kenapa aku mencintaimu?
Aku tak tahu dan tak mau tahu.

Karena cinta menurutku tak butuh alasan.

Aku mungkin tidak butuh alasan untuk cinta. Alasan tidak penting, yang terpenting adalah bahwa aku mencintaimu apa adanya.  Sederhana dan semoga cinta itu bertambah tiap harinya. Itu saja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Syukur.

Dulu seseorang pernah bercerita kepadaku, padahal ia jauh lebih dewasa pikirku. Umurnya, pengalamannya jauh lebih banyak ia dibanding aku. I...